Jakarta, 8 Juli 2025 – Sayuran hijau kangkung telah lama dikenal sebagai bagian tak terpisahkan dari menu sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun, belakangan ini muncul keluhan dari sebagian orang bahwa mengonsumsi kangkung terlalu sering bisa menyebabkan rasa ngantuk, tubuh lemas, dan kurang semangat. Apakah benar kangkung memiliki efek tersebut? Dan bagaimana penjelasan ilmiahnya?
🧪 Fakta Ilmiah: Kangkung Mengandung Zat Sedatif Alami
Menurut pakar gizi dari Fakultas Kedokteran UI, dr. Ema Nadira, M.Gizi, kangkung memiliki kandungan magnesium, kalium, dan senyawa flavonoid yang cukup tinggi. Senyawa ini berperan dalam proses relaksasi otot dan sistem saraf.
“Magnesium dan kalium berperan dalam mekanisme penghambatan sinyal saraf di otak, khususnya pada neurotransmitter GABA yang memicu rasa kantuk,” jelas dr. Ema.
Dengan kata lain, kangkung memang dapat bersifat sedatif ringan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam keadaan perut kenyang.
😴 Efek Ngantuk dan Lemas: Tergantung Waktu dan Pola Konsumsi
Efek kangkung tidak bersifat sama bagi semua orang. Mereka yang mengonsumsinya di malam hari atau saat istirahat, cenderung merasa lebih rileks dan mengantuk karena tubuh memasuki fase relaksasi alami.
Namun jika dimakan pada siang hari, terutama sebelum aktivitas berat atau bekerja, efeknya bisa mengganggu produktivitas, terutama karena sirkulasi darah cenderung difokuskan ke sistem pencernaan.
🍽️ Kandungan Gizi dan Manfaat Positif
Meskipun menimbulkan rasa kantuk pada sebagian orang, kangkung tetap memiliki banyak manfaat kesehatan:
-
Tinggi antioksidan (lutein, beta-karoten) untuk kesehatan mata dan kulit.
-
Kaya serat yang membantu pencernaan dan mencegah sembelit.
-
Rendah kalori sehingga baik untuk diet.
-
Kandungan zat besi membantu mencegah anemia ringan.
Namun, seperti makanan lain, konsumsi berlebihan bisa memberi efek samping, terutama jika sistem pencernaan seseorang sensitif terhadap oksalat (batu ginjal).
⚠️ Tips Aman Konsumsi Kangkung
Agar mendapatkan manfaat maksimal tanpa efek samping, dr. Ema memberikan saran berikut:
-
Konsumsi kangkung matang (rebus/tumis), hindari mentah karena bisa mengandung parasit bila tak dicuci sempurna.
-
Batasi konsumsi maksimal 2 kali seminggu, khususnya bagi penderita anemia atau gangguan ginjal.
-
Jangan konsumsi kangkung bersamaan dengan obat penenang atau alkohol.
-
Jika akan bekerja atau mengemudi, hindari makan kangkung dalam porsi besar.
📌 Kesimpulan
Kangkung bukanlah sayur “jahat”, melainkan sayuran bergizi tinggi yang bisa memberi efek sedatif ringan. Rasa ngantuk atau lemas setelah mengonsumsinya lebih terkait pada kondisi tubuh, jumlah asupan, dan waktu makan. Dengan pola makan seimbang, kangkung tetap menjadi bagian dari gizi sehat yang tidak perlu dihindari—cukup dikendalikan.
“Jangan salahkan kangkung jika ngantuk—mungkin tubuh Anda memang butuh istirahat,” tutup dr. Ema dengan senyum.