
Semarang, 9 Agustus 2025 – Kabar gembira datang bagi masyarakat Indonesia, khususnya para konsumen beras. Harga beras premium di sejumlah pasar tradisional dan ritel modern tercatat turun sekitar 5% setelah panen raya padi di berbagai wilayah Jawa Tengah berlangsung sukses bulan ini.
Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, harga beras premium yang sebelumnya berada di kisaran Rp16.000 per kilogram kini turun menjadi sekitar Rp15.200 per kilogram. Penurunan ini dipicu oleh melimpahnya pasokan gabah kering panen (GKP) dari petani ke pasar.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah, Sumarno Widodo, menjelaskan bahwa cuaca yang relatif stabil selama masa tanam hingga panen membuat hasil padi tahun ini meningkat signifikan. “Produksi padi di Jawa Tengah naik sekitar 8% dibanding tahun lalu. Kualitas gabah juga lebih baik, sehingga harga beras di pasaran dapat terkoreksi turun,” ujarnya.
Petani di Kabupaten Demak, Slamet Raharjo, mengaku senang dengan hasil panen yang melimpah meski harga gabah sedikit terkoreksi. “Buat kami yang penting hasil banyak dan kualitas bagus, jadi tetap untung walaupun harga turun sedikit,” katanya.
Pemerintah pusat melalui Perum Bulog juga ikut menyerap gabah petani untuk menjaga kestabilan harga di tingkat produsen dan mencegah anjloknya harga di musim panen. Penyerapan ini sekaligus menjadi stok cadangan pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan harga di masa mendatang.
Ekonom pangan, Diah Pramudita, menilai penurunan harga ini akan membantu menekan inflasi pangan nasional. “Jika tren ini berlanjut, daya beli masyarakat akan membaik dan pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pokok bisa lebih ringan,” jelasnya.
Meski demikian, Diah mengingatkan perlunya strategi penyimpanan yang baik agar stok beras tidak cepat mengalami penurunan kualitas, sehingga harga tetap stabil hingga akhir tahun.
Dengan turunnya harga beras premium ini, masyarakat berharap tren positif dapat terus berlanjut, terutama menjelang momen besar seperti akhir tahun dan bulan Ramadan mendatang.